Biografi Mahmud Sidik

Nama lengkap Mahmud Sidik, dengan nama kunyah Abu Ikhsan, ia lahir di sebuah kampung di kabupaten Cilacap, yaitu kampung Sidamulya, desa Majingklak, kecamatan Wanareja. Lahir pada tanggal 11 November 1977 dari keluarga sederhana dengan ibu bernama Ibunda Hati dengan nama ayah Bp.Suharma.
Pendidikan: SDN 1 Majingklak, setelah lulus dari SD ia melanjutkan pendidikan ke pesantren Miftahul Huda 3 Mangunjaya, Cilacap, setelah nyantri kurang lebih 3 tahun, lalu dia pindah ke pesantren Nurul Jadid Kuningan, Jawa barat kurang lebih 3 tahun juga. setelah itu ia merantau ke Jakarta, Bogor dan Bandung. Selama merantau dia pernah bekerja di Hotel Borobudur Tasikmalaya sebagai Room Boy, di garmen daerah kemandoran Jakarta Selatan, bordir di Kebon Kawung Bandung, beberapa konveksi di PIK Penggilingan Cakung, Jakarta timur. Selama ia merantau dia aktif mengikuti kajian-kajian islam, kursus bahasa Arab, privat kitab kuning, selalu aktif mengikuti diklat dan dauroh di berbagai kota, terutama daerah jabodetabek dan jawa barat. Pada usia 21 tahun atau tepatnya pada 28 September 1998 ia menikah dengan wanita masih satu kampung dengannya bernama Aminah dan dikaruniai 3 putri yaitu Shofi Awaliyah, Lathifah dan Nisa. pada tahun 2009 badai  menghantam keutuhan rumah tangganya, istrinya ingin bekerja ke Singapore, sejak itulah akhirnya rumah tangga kandas, dan akhirnya Allah pertemukan dengan istri yang sekarang bernama Teti Zubaedah dan Allah hadiahkan 2 anak, yang pertama laki-laki bernama Azzam Muwwahid dan yang kedua perempuan diberi nama Ainun Syifa. Setelah menikah dengan istri yang kedua, ia bersama istrinya masuk pondok pesantren Annur al atsary Kedung Kendal, Banjarsari, Ciamis, hampir 4 tahun dia belajar dan mengabdikan diri di pesantren tersebut. Sekitar tahun 2012 pindah ke Purbalingga atas permintaan ayah mertuanya, selama tinggal di Purbalingga ia sempat merantau ke Melak, Kutai Barat, Kaltim selama 5 bulan ia Keliling menjual pakaian, herbal dan jasa bekam keluar masuk perkampungan dayak, selama di Kutai ia juga sempat mengajar disebuah masjid atas permintaan beberapa ikhwah disana bahkan sampai dibuatkan tempat tinggal, tapi qodarullah keluarga tidak mengizinkan dan akhirnya pulang ke jawa. sepulang dari Kalimantan ia merintis beberapa usaha, pernah ikut gabung sebagai sales Husen Bakry milik ustadz Abul Husen Tegal, Jualan es pisang ijo, pedagang asongan ke toko-toko, terminal, dan perkantoran. sempat juga buka rumah makan, dan usaha jahit, jualan asongan kopi dan makanan ringan di pasar Tanah abang. adapun yang masih bertahan sampai hari ini adalah usaha jahit busana Muslim dan mau merintis warung bakso bersama ikhwah.  Kegiatan saat ini selain mencari maisyah untuk memnuhi kebutuhan dan berjuang untuk melunasi hutang-hutang adalah menghafal qur'an, belajar kitab-kitab, dan dakwah di beberapa tempat sesuai dengan kemampuannya. Insya Allahu Ta'ala jika hak-hak adami sudah terpenuhi, hutang sudah terlunasi, akan segera menunaikan ibadah haji dan rencana akan menetap beberapa tahun di Madinah.

2 komentar:

  1. semoga Allah melaknat penipu munafik ini

    BalasHapus
  2. sudah berapa ratus orang yg kau tipu mahmud ? tunggu balasan dari Allah kelak

    BalasHapus